Jumat, 23 September 2011

Perasaan Wanita

Hmmm, kenapa ya sy mau menulis ini? Sulitnya menebak perasaan wanita bagi pria ternyata lebih sulit dibanding menebak pemenang pertandingan sepak bola. Kalau tanding bola, dengan materi pemain yang berkualitas baik dan strategi pelatih yang handal, kemenangan yang akan diraih sudah dapat diramalkan. Kata temen, menaklukkan hati seorang wanita itu tidak sulit, asal tau apa yang disukai wanita. Seorang wanita tidak melulu mengejar harta, kemapanan dan ketampanan. “Wanita lebih suka hidup biasa saja tapi nyaman dan bahagia,” katanya. Dan satu lagi katanya, untuk wanita karir dan berpendidikan, seorang pria idaman itu yang paling penting adalah pintar dan memiliki wawasan yang luas. Istilah katanya: “Kalau diajak ngomong nyambung!! Kita bisa ngomong apa saja dengan nyaman, mulai dari masalah musik, film, politik, ekonomi dan macam-macam!!!” (Tapi nggak termasuk ngomongin soal sex, karena yang satu ini nggak usah diomongin, tapi dikerjain..ha..ha..ha...) Kadangkala ada mungkin tergambar di benak pikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih diriku menjadi pasanganmu, kadangkala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu dgnku terkadang aq takut perasaan cintamu menjadi benci. Limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan dan ketenanganpun menjadi ketegangan. Disaat engkau msh sibuk dgn pekerjaan yg tak kunjung selesai, tak jarang aq kau abaikan,waktu di rumahpun,kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu,bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu, terkadang kucari perhatian itu, namun salah dilihat dipandanganmu, kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yg lain. Bukankah Allah swt yg mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, ''Dan pergaulilah mereka(istrimu) dgn baik, kemudian bila kamu tdk menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tdk menyukai sesuatu, padahal Allah swt menjadikan padanya kebaikan yg banyak (QS.An-Nisa 19)
Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yg sempurna segalanya, bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Allah yg maha sempurna, tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu, janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku padahal aku telah taat padamu... Saat ku rela pergi bersamamu, kutinggalkan orang tua dan sanak saudaraku. Aq ingin kaulah yg mengisi kekosongan hatiku, naungilah diriku dengan kasih sayang dan senyuman darimu. Aq ingat pula saat ku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yg terlihat dalam keseharianmulah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam, ali bin Tholib saat ditanya oleh seorang, ''Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dai?, 'Ali R.A pun menjawab, 'kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tdk menyukainya maka dia tdk akan menzaliminya'. Aq harap engkaulah laki-laki itu. Saat terjadi kesalahan yangg tak sengaja kulakukan mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan. Sadarlah sesungguhnya egois telah menguasai dirimu, perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku, bukankah Rasullullah telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggung jawab suami kepada istri,beliaupun menjawb, 'Dia memberimu makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika ia berpakaian, janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya. Tahukah engkau anugerah yg akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak, renungkanlah bahwa mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yg berlaku adil ketika menghukum dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya (HR.Muslim). Aku do'akan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yg menempati singgasana tersebut dan aku adalah permaisuri istanamu. Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yg telah Allah berikan kepadamu, apalagi engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun takkan kulupakan tanggung jawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra putrimu, bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra putrinya semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra putri kita dan bertakwa kepada Allah. Ya Allah,Engkaulah saksi ikatan hati ini..